BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu pengetahuan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Namun, akibat perkembangan dan tuntutan zaman obyektifitas terhadap ilmu
pengetahuan pun. Bagaimana seharusnya ilmu pengetahuan itu menjadi problematika
dalam kebutuhan zaman sekarang ini. Dikarenakan, penggunaan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan akan berdampak besar terhadap hasil dari suatu proses aplikasi
ilmu.
Aturan – aturan sosial juga ingin berperan dalam ilmu pengetahuan.
Sehingga juga sangat mempengaruhi dalam proses penggunaan ilmu pengetahuan ke
dalam kehidupan.
B.
Perumusan
Masalah
1.
Apa problem
etis dalam ilmu pengetahuan?
2.
Bagaimana
sebenarnya prinsip bebas nilai dan terikat nilai dalam ilmu pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Problem
Etis Dalam Ilmu Pengetahuan
Rasional ilmu pengetahuan terjadi sejak Rene Descartes dengan sikap
skeptis - metodisnya meragukan segala sesuatu, kecuali dirinya sedang
ragu – ragu (cogito ergo sum). Sikap ini berlanjut pada masa Aufklarung, suatu
era yang merupakan usaha manusia untuk mencapai pemahaman rasional tentang
dirinya dan alam.
Weber menyatakan bahwa ilmu sosial harus bebas nilai, tetapi ilmu –
ilmu sosial harus menjadi nilai yang relevan. Nilai – nilai itu harus di
implikasikan oleh bagian – bagian praktis ilmu sosial jika praktik itu
mengandung tujuan atau rasional. Habermas berpendirian teori sebagai produk
ilmiah tidak pernah bebas nilai. Pendidirian ini diwarisi Habermas dari
pandangan Husserl yang melihat fakta atau ojek alam diperlukan oleh ilmu pengetahuan
sebagai kenyataan yang sudah jadi. Habermas menegaskan lebih lanjut bahwa ilmu
pengetahuan alam terbentuk berdasarkan kepentingan teknis. Ilmu pengetahuan
alam tidaklah netral, karena isinya tidak lepas sama sekali dari kepentingan
praktis. Kepentingannya adalah memelihara serta memperluas bidang alaing
pengertian antar manusia dan perbaikan komunikasi. Kepentingan itu bekerja pada
tiga bidang, yaitu pekerjaan, otoritas, dan bahasa. Pekerjaan merupakan ilmu
pengetahuan alam, otoritas merupakan kepentingan ilmu sosial, dan bahasa
merupakan kepentingan ilmu sejarah dan hermeneutika.
B.
Bebas
Nilai dan Terikat Nilai Dalam Ilmu
1.
Bebas Nilai
Ilmu bebas nilai atau dalam bahasa inggris sering disebut dengan
value free menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu
secara otonom tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Pembatasan
etis hanya akan menghalangi eksplorasi pengembangan ilmu. Bebas nilai
mengartikan bahwa semua kegiatan terkait pada penyelidikan ilmiah harus
didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Etika hanya bekerja ketika ilmu telah
selesai bekerja. Etika hanya bisa diterapkan pada manusianya, yaitu ilmuan.
Yang harus dikenai nilai dan pernyataan normatif adalah ilmuan sebagai manusia.
Kelompok ini memegangi pandangan Francis Bacon bahwa ilmu adalah kekuasaan,
berkat atau malapetaka terletak pada orang yang menggunakan kakuasaan tersebut.
Kekuasaan terletak pada si pemilik pengetahuan. Josep Situmorang menyatakan
bahwa sekurang-kurangnya ada tiga faktor sebagai indikator bahwa ilmu itu bebas
nilai, yaitu:[1]
Ilmu harus bebas dari pengandaian-pengandaian nilai. Maksudnya adalah bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor politis, ideologis, religius, kultural, dan sosial.
Ilmu harus bebas dari pengandaian-pengandaian nilai. Maksudnya adalah bahwa ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor politis, ideologis, religius, kultural, dan sosial.
3.
Persoalan –
persoalan disiplin ilmu empirik adalah bahwa ian dipecahkan, bukan secara
evaluatif. Tetapi persoalan – persolan ilmu sosial dipilih atau di tentukan
melaluia nilai yang relevan dari fenomena yang di tampilkan.[2]
2.
Terikat Nilai
Berbeda dengan ilmu
yang bebas nilai, ilmu yang terikat nilai (value bond) memandang bahwa ilmu itu
selalu terikat dengan nilai dan harus dikembangan dengan mempertimbangkan aspek
nilai dan terutama nilai. Pengembangan ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas
dari nilai-nilai, lepas dari kepentingan-kepentingan baik politis, ekonomis,
religius, ekologis, dan lain-lain sebagainya. Dalam pandangan terikat nilai ini
kata "nilai" juga memiliki makna yang lebih luas. Pertama, makna
nilai bukan hanya dalam konteks baik buruk tetapi juga dalam konteks ada
kepentingan atau tidak. Kedua, terikat nilai tidak hanya berlaku bagi ilmuan
tetapi juga bagi ilmu itu sendiri, sehingga memasuki wilayah epistemologis.
Keduanya saling tekait.
Beberapa filosofis menunjukkan bahwa ilmu tidak bebas dari kepentingan. Diantaranya, menurut Gadamer, ilmu hanya bisa bekerja karena ia tertancap dalam tradisi yang telah berlangsung lama sehingga seseorang tidak mungkin netral terhadap seluruh tradisi. Justru tradisi yang memungkinkan manusia membangun pengetahuan atau ilmu. Michel Foucault juga menunjukkan bahwa ilmu merupakan kekuasaan. Ilmu melahirkan kekuasaan, dan kekuasaan melahirkan ilmu. Kuasa adalah kekuatan untuk mendefinisikan dan menisiplinkan, normalisasidan regulasi pihak lain melalui pertukaran wacana. Ilmu merupakan bangunan kompleks wacana. Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu bahkan ilmu alam sekalipun tidaklah mungkin bebas nilai karena pengembangan setiap ilmu selalu selalu ada kepentingan-kepentingan. Dia membedakan tiga macam ilmu dengan kepentingannya masing-masing.
Beberapa filosofis menunjukkan bahwa ilmu tidak bebas dari kepentingan. Diantaranya, menurut Gadamer, ilmu hanya bisa bekerja karena ia tertancap dalam tradisi yang telah berlangsung lama sehingga seseorang tidak mungkin netral terhadap seluruh tradisi. Justru tradisi yang memungkinkan manusia membangun pengetahuan atau ilmu. Michel Foucault juga menunjukkan bahwa ilmu merupakan kekuasaan. Ilmu melahirkan kekuasaan, dan kekuasaan melahirkan ilmu. Kuasa adalah kekuatan untuk mendefinisikan dan menisiplinkan, normalisasidan regulasi pihak lain melalui pertukaran wacana. Ilmu merupakan bangunan kompleks wacana. Jurgen Habermas berpendapat bahwa ilmu bahkan ilmu alam sekalipun tidaklah mungkin bebas nilai karena pengembangan setiap ilmu selalu selalu ada kepentingan-kepentingan. Dia membedakan tiga macam ilmu dengan kepentingannya masing-masing.
3.
Teori kritis, teori
yang membongkar penindasan dan mendewasakan manusia pada otonomi dirinya
sendiri. Disini, sadar diri sangat dipentingkan. Aspek sosial yang mendasarinya
adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan yang di kejar adalah pembebasan atau
emansipasimanusia.
Jelas sekali dalam pandangan Harbermas bahwa ilmu itu sendiri dikonstruksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu, yakni nilai relasional antara manusia dan alam, manusia dan manusia, dan nilai penghormatan terhadap manusia. Jika lahirnya ilmu saja terkait dengan nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja lepas dari nilai.
Jelas sekali dalam pandangan Harbermas bahwa ilmu itu sendiri dikonstruksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu, yakni nilai relasional antara manusia dan alam, manusia dan manusia, dan nilai penghormatan terhadap manusia. Jika lahirnya ilmu saja terkait dengan nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja lepas dari nilai.
Ilmu pengetahuan
tidak boleh terpengaruh oleh nilai – nilai yang letaknya di luar ilmu
pengetahuan, hal ini dapat juga di ungkapkan dengan rumusan singkat bahwa ilmu
pengetahuan itu seharusnya bebas.[3] Maksud
dari kata kebebasan adalah kemungkinan untuk memilih dan kemampuan atau hak
subyek bersangkutan untuk memilih sendiri. Supaya terdapat kebebasan, harus ada
penentuan diri dan bukan penentuan dari luar. Jika dalam suatu ilmu tertentu
terdapat situasi bahwa ada berbagai hipotesa atau teori yang semuanya tidak
seluruhnya memadai, maka sudah jelas akan di anggap suatu pelanggaran kebebasan
ilmu pengetahuan, bila suatu instansi dari luar memberi petunjuk teori mana
harus di terima. Menerima teori berarti menentukan diri berdasarkan satu –
satunya alasan yang penting dalam bidang ilmiah, yaitu wawasan akan benarnya
teori. Apa yang menjadi tujuan seluruh kegiatan ilmian disini mecapai
pemenuhannya. Dengan demikian penentuan diri terwujud sunguh – sungguh.
Walaupun terlihat dipaksakan, namun penentuan diri ini sungguh bebas, karena
dilakukan bukan berdasarkan alasan – alasan yang kurang dimengerti subyek
sendiri melainkan berdasarkan wawasan sepenuhnya tentang kebenaran.
D.
Kegiatan
Nilai dan Nilai Etisnya
Dalam kaitan dengan otonomi ilmu pengetahuan, masih ada hal lain
yang perlu kita perhatikan. Otonomi ilmu pengetahuan tentu tidak bisa dan tidak
boleh berarti bahwa penelitian ilmiah tidak perlu menghiraukan nilai luar
ilmiah apa pun. Pada situasi konflik perlu diperhatikan bahwa konflik
sebenarnya tidak berlangsung antara nilai – nilai etis di suatu pihak dan nilai
– nilai ilmiah di lain pihak. Dikarenakan kewajiban etis bersifat
absolut. Ilmu pengetahuan tidak pernah bebas nilai, dikarenakan ia sendiri
mengejawantahkan suatu nilai etis, bertambah relevansi etisnya karena semakin
erat kaitannya dengan praksis.
E.
Nilai
dan Obyektifitas
Salah satu kesulitan yang dihadapi ilmu – ilmu manusia ialah cara khusus manusia
terlibat dalam ilmu – ilmu itu, sebagai subyek maupun obyek. Ia terlibat
sebagai subyek tentu karena dialah yang mempraktekkan ilmu pengetahuan alam.
Tapi ia terlibat sebagai obyek, hanya sejauh ia sebagai makhluk alam bisa
menjadi pokok pmbicaraan ilmu alam. Sebab, sebagai makhluk alam ia dikuasai
oleh hukum – hukum fisis, kimiawi, dan biologis. Tetapi kegiatan yang dilakukan
ilmu alam tidak merupakan obyek penelitian ilmu alam. Karena ilmu alam
merupakan suatu aktivitas manusiawi yang khas.
F.
Teori
dan Bebas Nilai
Sejak ilmu pengetahuan di tandai pertautan antara teori dan
praksis, maka apa yang berlaku bagi praksis berlaku juga bagi teori, karena
yang terakhir tidak dapat berkembang tanpa praksis. Walaupun pengalaman
eksperimental dalam ilmu – ilmu manusia sangat di perlukan, namun satu –
satunya arah yang mengizinkan eksperimentasi adalah arah menuju kemanusian yang
lebih baik serta utuh dan menuju suatu bentuk kemasyarakatan yang memungkinkan
hal itu. Dalam hal ini, tuntutan tadi bukanlah tuntutan yang berasal dari luar,
bukan sesuatu yang diperintahkan oleh etika kepada ilmu – ilmu manusia.
Tuntutan itu berasal dari obyek ilmu itu sendiri, yaitu manusia. Siapa yang
ingin mengetahui sesuatu tentang manusia, harus melihatnya sebagai makhluk yang
hidup dalam ketegangan antara apa adanya dan apa seharusnya ada.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam menggunakan ilmu pengetahuan, seharusnya melihat berbagai
aspek. Baik dari segi norma, sosial, dan kegunaan dari ilmu sendiri. Karena
hasil dari ilmu, pasti akan berdampak besar dengan yang lainnya. Seperti
kemajuan ilmu pengetahuan suatu negara akan mendorong perekonomian negara
tersebut. Sehingga ilmu itu harus terikat nilai. Karena perlu di perhatikan
faktor sebab dan akibat dalam penggunaan ilmu pengetahuan. Dan juga subyek dan
obyek ilmu sendiri adalah manusia, sehingga karena manusia memiliki tatanan
nilai lainnya, tentunya akan mempengaruhi dalam penggunaan ilmu.
DAFTAR
PUSTAKA
Amsal Bakhtiar. Filsafat ilmu. 2005. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Franz Magnis Suseno. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. 2010.
Yogyakarta: Kanisius
Prof. Dr. A.G.M van Melsen. Ilmu Pengetahuan Dan Tanggung
Jawab Kita. 1992. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Prof. Dr. H. Bachri Ghazali, Dkk. Filsafat Ilmu. 2005. Yogyakarta:
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga
Rizal Mustansyur dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. 2009.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
TUGAS MAKALAH
“HUBUNGAN ILMU DAN NILAI”
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. FATRAWATI KOMARI
Disusun Oleh :
Nama
MUJAHIDIN
M.
HELDI ARIYADI
|
NIM
: 120212 1010
: 120212 10
:
|
PASCA SARJANA IAIN ANTASARI BANJARMASIN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
|
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.
Wr. Wb
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis untuk menghadirkan
sebuah makalah dengan judul “HUBUNGAN ILMU DAN NILAI.
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut
beliau sampai akhir zaman.
Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam
bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya
kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah penulis.
Karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari
bapak Dr. Hj. FATRAWATI KOMARI selaku dosen pembimbing mata kuliah ULUMUL
QUR’AN demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran
dikemudian hari.
Banjarmasin, Desember 2012
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................... ………........................................... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1
BAB II Pembahasan
Sejarah Hidup Rasulullah SAW ……………. 3
A.
Prakerasulan
Muhammad SAW. ………………………… 3
1.
Kelahiran
Muhammad SAW ………………………… 3
2.
Masa
Kanak-kanak …………………………………. 5
3.
Masa
Remaja ……………………………………….. 6
B.
Kerasulan
Muhammad SAW ……………………………. 8
1.
Awal
Kerasulan …………………………………….. 8
2.
Pertengahan
Kerasulan …………………………….. 10
3.
Akhir
Masa Kerasulan Pembentukan Negara
Madinah ……………………………………………. 13
BAB II PENUTUP ........................................................................ 15
Kesimpulan …………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTKA ................................................................................................. 17
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل